Sabtu, 24 September 2011

DISIPLIN DALAM SEGALA HAL


Sudahkah kita disiplin? Tidak begitu sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal tersebut bisa dinilai dari kebiasaan kita. Kita mulai saja dari saat pagi hari, yaitu saat kita bangun tidur, sudahkah kita bangun tepat waktu sesuai dengan dengan yang kita rencanakan? Setelah itu, apakah kita akan langsung meninggalkan tempat tidur lalu melakukan berbagai aktifitas lain atau malah hanya bermalas-malasan saja ditempat tidur sehingga akhirnya jadwal menjadi molor, kemudian dan seterusnya sampai kita istirahat kembali pada malam harinya, kita dapat menilai kebiasaan kita itu, apakah kita sudah bisa disiplin dengan waktu atau belum. Mungkin kita termasuk orang yang disiplin dengan waktu atau mungkin sebaliknya.
Ya, secara duniawi mungkin kita adalah orang yang cukup disiplin dengan waktu, misalnya saat berangkat ke kantor atau berangkat ke sekolah kita akan berusaha untuk tidak terlambat karena takut dimarahi atasan atau takut dimarahi guru jika terlambat datang. Contoh lain, mungkin kita akan selalu berusaha membayar tagihan listrik atau telepon tepat waktu supaya kita tidak dikenai denda jika sampai terlambat membayar. Dengan peraturan yang ada serta hukuman atau sangsi yang diberikan bagi para pelanggar, kita akan merasa takut untuk melanggarnya sehingga itu semua bisa memacu kita untuk tetap disiplin. Disiplin adalah hal yang sangat penting, karena itu merupakan salah satu kunci untuk menuju sukses.
Akan tetapi, kita sering lupa bahwa sebenarnya disiplin tidak hanya penting dalam perkara yang bersifat duniawi, namun juga penting dalam aktifitas yang bersifat rohani. Kita sering lupa atau menyepelekan aktifitas rohani, sehingga cenderung kurang disiplin, hal ini dimungkinkan karena secara langsung tidak ada hukum yang mengatur atau tidak ada sangsi-sangsi yang diberlakukan bagi yang melanggarnya. Mungkin sudah banyak warga gereja yang selalu disiplin dengan aktifitas rohaninya, akan tetapi tidak kalah banyaknya juga warga gereja yang “pikir-pikir dulu” kalau harus disiplin dalam aktifitas rohaninya. Baiklah, untuk sekedar menilai apakah kita termasuk yang sudah cukup memiliki kedisiplinan rohani atau belum, mari kita menguji diri dengan beberapa pertanyaan sederhana berikut ini:
1.  Setiap minggu umat kristen wajib pergi ke gereja untuk beribadah, tapi sudahkah kita rajin pergi ke gereja? (karena banyak warga gereja yang hanya pergi ke gereja pada saat hari raya saja, natal misalnya).
2.   Kemudian bagi yang sudah rutin ke gereja setiap minggunya, apakah kita selalu tepat waktu jika sampai di gereja? (karena banyak sekali warga gereja yang tidak pernah merasa malu padahal setiap kali ke gereja dia selalu datang terlambat)
3. Dan kalaupun kita pergi kegereja apakah itu adalah benar-benar merupakan keinginan hati kita untuk bertemu dengan Allah? (karena sering kita dalam kebaktian hanya sibuk berbisik-bisik atau terkikik-kikik dari awal sampai akhir kebaktian, atau mungkin kita nampak amat memperhatikan akan tetapi pikiran kita sedang menerawang kemanan-mana, mungkin juga kita malah mengatuk saat kotbah baru berjalan beberapa menit lalu tertidur dan terbangun setelah amin. Bahkan mungkin juga kita pergi ke gereja agar dianggap religius oleh orang lain).
4. Setelah sampai di gereja, apakah kita selalu disiplin dalam memberi persembahan? Baik itu persembahan mingguan, perpuluhan atau pun persembahan-persembahan yang lain. (karena masih banyak warga gereja yang harus berat hati jika sudah sampai pada waktunya memberi persembahan).
5. Doa adalah nafas hidup orang beriman, apakah kita sudah membiasakan diri disiplin dalam berdoa? (karena kita mungkin selalu berdoa pada saat mau makan, akan tetapi selalu lupa tidak berdoa, setelah selesai makan hehehe...iya kan?).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut baru merupakan sebagian kecil peristiwa yang bisa mengingatkan kita, apakah kita termasuk yang sudah bisa disiplin dengan aktifitas rohani atau belum, padahal masih banyak hal-hal lain yang bisa kita tanyakan pada diri kita apakah kita sudah disiplin atau belum. Memang benar, seperti telah dijelaskan diatas bahwa pelanggaran-pelanggara atau kebiasaan tidak disiplin dalam aktifitas rohani tidak ada sangsinya, contohnya, jika kita terlambat datang ke gereja, tidak mungkin kita diusir hanya gara-gara terlambat datang, jika kita malas memberi persembahan, tidak mungkin kita dikeluarkan sebagai anggota gereja, kemudian jika kita lupa berdoa, tidak mungkin kita didenda karena hal tersebut. Jadi tidak seperti kalau kita terlambat ditempat kerja atau terlambat ke sekolah pasti ada sangsinya. Tapi, yang menjadi pertanyaan, mengapa kita lebih takut terhadap peraturan dunia dari pada kehilangan kesempatan memuliakan Allah? Bukankah Dia adalah segala-galanya, sumber kehidupan kita, sumber pengharapan kita, tapi mengapa kita selalu meremehkan hal yang bersifat rohani?
Nah, semoga kita bisa mendisiplinkan diri terhadap kegiatan-kegitan kerohanian kita, karena yang kita lakukan adalah bukan semata-mata bagi manusia, akan tetapi bagi Allah sendiri yang telah memberi kita hidup. Jadi sudahkah kita bisa disiplin dengan aktifitas kerohanian kita? Karena itu,  ayo berintrospeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar