Jumat, 16 September 2011

BAIKLAH KITA SALING MENGHORMATI


Seperti telah diperintahkan Tuhan kepada manusia melalui hambanya Musa dalam Sepuluh Perintah Tuhan, yaitu pada perintah yang ke-5 berbunyi: “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”. Dari perintah tersebut, kita diwajibkan untuk menghormati kedua orangtua kita. Kita wajib menghormati orangtua kita karena mereka yang dipakai Allah untuk melahirkan kita, memelihara, mendidik dan membimbing kita. Bahkan dalam perjanjian lama diceritakan bahwa Allah menghukum anak-anak Eli yaitu, Hofni dan Pineas karena mereka tidak menghormati orangtuanya. Karena itu sudah menjadi kewajiban bagi anak-anak untuk selalu menghormati orang tuanya. Dalam perintah ke-5 itu juga disebutkan bahwa anak yang mau menghormati orangtuanya akan diperpanjang umurnya di tanah yang diberikan Allah kepadanya. Maksudnya, kita akan merasa tenteram berada di rumah orangtua kita.
Bahasan tentang menghormati orangtua telah banyak kita jumpai, apakah itu mengenai mengapa kita harus menghormati orangtua, bangaimana cara menghormati orang tua, bahkan juga ada bahasan tentang bagaimana menghormati orangtua yang sudah meninggal dunia. Sesuai dengan judul diatas, maka perlu juga kita perhatikan disini bahwa telah terjadi hubungan antara dua pihak, yaitu pihak anak dan pihak orang tua, yang satu menghormati yang satu lagi dihormati. Hal tersebut akan menjadi menarik jika posisinya kita balik, maksudnya bagaimana jika pihak anak berposisi sebagai yang dihormati dan pihak orangtua berposisi sebagai yang menghormati. Pernahkah kita memperhatikan hal tersebut. Sehingga akan timbul pertanyaan, sudahkah para orang tua menghormati anak-anaknya? Wah..kok kelihatannya ini pertanyaan yang terlalu mengada-ada ya, tapi tidak, ini bukan pertanyaan yang mengada-ada, ini adalah pertanyaan penting yang butuh jawaban. Memang pertanyaan tersebut agaknya kurang lazim, karena biasanya istilah menghormati hanya berlaku bagi orang yang lebih muda kepada yang lebih tua, berlaku bagi bawahan kepada atasan, berlaku bagi buruh kepada majikan, berlaku bagi rakyat kepada penguasa, berlaku bagi anak-anak kepada orang tua dan seterusnya. Jarang sekali kita membalik posisi tersebut.
Apakah anak-anak perlu dihormati? Jelas perlu. Bahkan Yesus sendiri sangat menghormati anak-anak, seperti tertulis dalam Matius: 19:14 "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”. Yesus sangat menghormati kenginan anak-anak untuk mengenal diri-Nya, sementara banyak orang tua yang menghalang-halangi anak-anak tersebut untuk mengenal Yesus. Nah sekarang, sudahkah para orang tua menghormati anak-anaknya? Apakah anda bingung menjawab pertanyaan ini, tidak perlu bingung, pertanyaan tersebut bisa diganti dengan pertanyaan: Sudahkah para orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya? Karena inti dari penghormatan orang tua kepada anak-anaknya adalah pada teladan yang telah dia berikan. Jadi bukan karena banyaknya perintah atau larangan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya, karena hal yang terpenting bagi anak-anak adalah teladan.
Seringkali kita melihat orang tua yang terlalu overprotektif terhadap anak-anaknya, ada juga yang terlalu menbebaskan anak-anaknya, padahal mereka sendiri tidak pernah bisa memberikan teladan yang baik. Bahkan seringkali yang terjadi adalah bertolak belakang terhadap apa yang dikatakannya. Itu merupakan wujud ketidakmampuan orang tua dalam mengatur dirinya, sehingga anak-anak mereka yang dijadikan objek pelampiasan. Bahkan seringkali kita dengar pendapat bahwa segala kesalahan ataupun kenakalan yang dilakukan anak-anak merupakan kebodohan dari anak itu sendiri. Sebagai contoh, sering kita mendengar berbagai seminar tentang kenakalan remaja, tapi mengapa ya, kita tidak pernah mendengar seminar yang bertemakan tentang kenakalan orangtua? Apakah semua orang tua sudah berperilaku baik sehingga tidak menjadi penting lagi untuk dibahas? Bukankah ini adalah masalah yang juga tidak kalah pentingnya? Sebab kenakalan yang mungkin terjadi pada anak-anak adalah wujud dari teladan yang kurang baik dari para orang tua itu sendiri. Seperti ada pepatah: “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.
Demikianlah kita harus saling menghormati, jika anak-anak harus menghormati orangtuanya, maka orang tua juga harus menghormati anak-anaknya melalui teladan-teladannya dan bukan hanya menjadi orang tua yang penuh dengan peraturan tanpa bisa menjadi teladan yang baik sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah dalam Alkitab. Karena itu, ayo berintropeksi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar